kebencian adalah perasaan setan yang menghasut diri seseorang,,,
janganlah tanamkan kebencian dihatimu,,,
karena itu hanya akan membuat hatimu tersiksa,,,
jika dirimu membenci seseorang,,,
segeralah kamu membuka hatimu untuk memaafkannya,,,
dan yakinlah memaafkan akan membuat hatimu tenang,,,
kebahagiaan pun akan menghampirimu,,,
tersenyumlah,,,
dan percayalah pada kebaikan dirimu sendiri yang akan menuntunmu,,,
:)
Senin, 21 November 2011
Minggu, 20 November 2011
AbOut LovE
hmm,,,
cinta,,,cinta,,,cinta,,,
smua orang pasti memiliki cinta,,,
Tapi,,,cinta yang didapatkannya pasti berbeda-beda,,,
ada yang bahagia karena cinta dan begitu pula sebaliknya,,,
Itulah cinta,,,
ada cinta sesaat,,,,
ada cinta monyet,,,
ada cinta sejati,,,
Tinggal bagaimana kita dalam menentukan pilihan cinta kita sendiri,,,
jika cinta sejati yang kita pilih,,,
maka perjuangkanlah,,
tapi,,,jika bukan cinta sejati,,,
biarkanlah dya pergi,,,
pengalaman akan mengajarkan kita bagaimana menghadapi hidup ini,,,
dan yakinlah kalau ALLAH itu tidak sia-sia,,,
Ingatlah selalu Sang Penciptamu,,,
:)
cinta,,,cinta,,,cinta,,,
smua orang pasti memiliki cinta,,,
Tapi,,,cinta yang didapatkannya pasti berbeda-beda,,,
ada yang bahagia karena cinta dan begitu pula sebaliknya,,,
Itulah cinta,,,
ada cinta sesaat,,,,
ada cinta monyet,,,
ada cinta sejati,,,
Tinggal bagaimana kita dalam menentukan pilihan cinta kita sendiri,,,
jika cinta sejati yang kita pilih,,,
maka perjuangkanlah,,
tapi,,,jika bukan cinta sejati,,,
biarkanlah dya pergi,,,
pengalaman akan mengajarkan kita bagaimana menghadapi hidup ini,,,
dan yakinlah kalau ALLAH itu tidak sia-sia,,,
Ingatlah selalu Sang Penciptamu,,,
:)
PeNgEmiS cINta
Engkau yang tetap mengharapkan cinta dalam penelantaran, sadarkanlah dirimu …
Engkau semakin menua, dan dengan kesedihan itu engkau menjadi semakin kurang menarik bagi orang lain yang mungkin akan lebih memuliakanmu.
Mengapakah kau korbankan kebaikan hati dan dirimu untuk orang yang tidak merawat hatimu?
Apakah hatimu juga buta terhadap kesedihan orang tua dan mereka yang menyayangimu – yang tak rela melihat penistaan atas dirimu?
Seberapa lumpuhkah pikiranmu dan seberapa mati rasa-kah hatimu, sehingga engkau merendahkan dirimu dalam pengemisan tak berjawab seperti itu?
Hormatilah dirimu, jika engkau ingin mendapatkan cinta yang menghormatimu.
Pengemis cinta hanya sesuai bagi penelantar cinta.
Mario Teguh – Loving you all as always
MTGW – Serigala Asmara, Buaya Cinta
Kamis, 17 November 2011
CintA
Cinta adalah perasaan yang datang tiba-tiba,,,
tak ada seorang pun yang bisa menolak perasaan cinta itu ketika dya datang,,,
Tapi,,,ketika cinta tlah dimiliki,,,
Jangan khianati cinta,,,
Jangan bohongi cinta,,,
kArena ketika itu juga cinta akan meninggalkanmu dan Tidak akan pernah kembali lagi,,,
Dan kamu yang ditinggalkan oleh cinta jangan lah bersedih,,,
Jadikanlah itu sebagai pelajaran yang sangat berharga bagimu,,,
daN anggaplah kalau cinta yang meninggalkanmu adalah cinta yang tidak diciptakan untukmu,,,
Memang berat ditinggalkan oleh cinta Kita sendiri,,,
Tapi,,yakinlah suatu hari nanti sang Pencipta akan memberikan cinta sejati kepadamu,,,
Jangan bersedih,,,
Lihatlah orang-orang disekelilingmu,,,
Kamu harus bangkit dari kegagalan cinta,,,
Kamu tidak gagal.,,,
taPi,,kamu hanyalah belum diberikan kebahagiaan sesungguhnya,,,
Ingatlah,,,
Tetaplah jadi diri kamu sendiri,,,
Tetaplah menjadi hamba yang baik bagi Penciptamu,,,
Tetaplah menjadi sahabat yang baik bagi sahabat-sahabatmu,,,
Tetaplah menjadi anak yang berbakti bagi kedua Orang Tuamu,,,
Tetaplah menjadi pribadi yang baik bagi orang-orang disekelilingmu,,,
Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupanmu,,,
Slalulah Tersenyum kepada semua orang,,,
^_^
tak ada seorang pun yang bisa menolak perasaan cinta itu ketika dya datang,,,
Tapi,,,ketika cinta tlah dimiliki,,,
Jangan khianati cinta,,,
Jangan bohongi cinta,,,
kArena ketika itu juga cinta akan meninggalkanmu dan Tidak akan pernah kembali lagi,,,
Dan kamu yang ditinggalkan oleh cinta jangan lah bersedih,,,
Jadikanlah itu sebagai pelajaran yang sangat berharga bagimu,,,
daN anggaplah kalau cinta yang meninggalkanmu adalah cinta yang tidak diciptakan untukmu,,,
Memang berat ditinggalkan oleh cinta Kita sendiri,,,
Tapi,,yakinlah suatu hari nanti sang Pencipta akan memberikan cinta sejati kepadamu,,,
Jangan bersedih,,,
Lihatlah orang-orang disekelilingmu,,,
Kamu harus bangkit dari kegagalan cinta,,,
Kamu tidak gagal.,,,
taPi,,kamu hanyalah belum diberikan kebahagiaan sesungguhnya,,,
Ingatlah,,,
Tetaplah jadi diri kamu sendiri,,,
Tetaplah menjadi hamba yang baik bagi Penciptamu,,,
Tetaplah menjadi sahabat yang baik bagi sahabat-sahabatmu,,,
Tetaplah menjadi anak yang berbakti bagi kedua Orang Tuamu,,,
Tetaplah menjadi pribadi yang baik bagi orang-orang disekelilingmu,,,
Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupanmu,,,
Slalulah Tersenyum kepada semua orang,,,
^_^
Senin, 14 November 2011
^_^
setiap hari,setiap jam & setiap detik
kemanapun ku melangkah kuingat kmu
bayangmu slalu dlam benakku
slalu & slalu muncul di lamun ku
kemanapun ku melangkah kuingat kmu
bayangmu slalu dlam benakku
slalu & slalu muncul di lamun ku
ingin ku lepas,
tapi ku tak sanggup
ingin ku memilikimu,
tpi ku tak mampu
tapi ku tak sanggup
ingin ku memilikimu,
tpi ku tak mampu
berulang kali ku bangun
berulangkali pula ku jatuh
ku taktahu mungkin ini semua salah q
yg slalu mlanggar janji qw
berulangkali pula ku jatuh
ku taktahu mungkin ini semua salah q
yg slalu mlanggar janji qw
q tak tahu apa smua itu kesempatan
atAu hanya angin surga dari bibir manismu
yg slalu berhasil menyentuh hati kecil ku
dan yg membuka harapan besar ku
atAu hanya angin surga dari bibir manismu
yg slalu berhasil menyentuh hati kecil ku
dan yg membuka harapan besar ku
pikiranmu sangat sulit tuk ku tebak
dan bibir manismu yang slalu menghanyutkanku
tak jarang angin surga yg kau beri
tak jarang pula ku mengharapkannya
dan bibir manismu yang slalu menghanyutkanku
tak jarang angin surga yg kau beri
tak jarang pula ku mengharapkannya
mungkinkah ini semua salahku
yang slalu mengharapkan mu
yang slalu menunggu cintamu
meski ku tau ku takkan pernah dapatkan mu
yang slalu mengharapkan mu
yang slalu menunggu cintamu
meski ku tau ku takkan pernah dapatkan mu
ingin jalan berdua Dengan mu
ingin ku kluarkan seluruh isi hati ku
untuk yg kesekian kalinya
dan mungkin tuk yang terakhir kalinya
ingin ku kluarkan seluruh isi hati ku
untuk yg kesekian kalinya
dan mungkin tuk yang terakhir kalinya
jikalau kau masih menolak ku
mau takmau ku harus siap
tak akan ku ganggu hidupmu agi
& kan slalu ku usahakan melupakanmu
meski ku tau itu teramat sulit
mau takmau ku harus siap
tak akan ku ganggu hidupmu agi
& kan slalu ku usahakan melupakanmu
meski ku tau itu teramat sulit
By : Ss raharjo
Minggu, 13 November 2011
About me
tak terasa hari demi hari Q lalui sendiri tanpamu,,,
tak terasa jika hari yang Q lalui begitu sepi tanpamu,,,
cinta memang aneh,,,
sedemikian cueknya cinta denganku,,,
Q malah semakin merasa dekat dengan cinta,,,
Walau Q merasa sepi,,,
tp,,setidaknya Q punya cinta dihati meski tak dapat Q raih kembali,,,
Rasanya begitu sulit untuk meraihnya,,
Tapi,,,Q yakin cinta sejati Q akan menjemput Q suatu hari nanti ketika Q sudah mengerti apa arti cinta sesungguhnya,,
hari ini Q masih buta dengan cinta,,,
Mario tEguh bilang,,,
seseorang akan selalu mengecewakan anda jika sikap anda masih belum diperbaiki menjadi lebih baik,,
I know,,,
Mario teguh emang benar,,,
^_^
tak terasa jika hari yang Q lalui begitu sepi tanpamu,,,
cinta memang aneh,,,
sedemikian cueknya cinta denganku,,,
Q malah semakin merasa dekat dengan cinta,,,
Walau Q merasa sepi,,,
tp,,setidaknya Q punya cinta dihati meski tak dapat Q raih kembali,,,
Rasanya begitu sulit untuk meraihnya,,
Tapi,,,Q yakin cinta sejati Q akan menjemput Q suatu hari nanti ketika Q sudah mengerti apa arti cinta sesungguhnya,,
hari ini Q masih buta dengan cinta,,,
Mario tEguh bilang,,,
seseorang akan selalu mengecewakan anda jika sikap anda masih belum diperbaiki menjadi lebih baik,,
I know,,,
Mario teguh emang benar,,,
^_^
Kamis, 10 November 2011
PMI
PMI adalah gerakan Palang merah Indonesia yang bertujuan untuk menolong orang-orang yang lagi membutuhkan,,,
7 Prinsip PMI yaitu :
1. kEmanusiaan
2. Kesamaan
3. KenetraLan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
7 Prinsip PMI yaitu :
1. kEmanusiaan
2. Kesamaan
3. KenetraLan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
Mars PMI
Palang Merah Indonesia sumber kasih umat manusia
Warisan Luhur nusa dan bangsa
Ujud nyata mengayom Pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa
MendaRmakan bakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Dipersada bunda pertiwi
untuk umat manusia diseluruh dunia
PMI mengantarkan jasa
pagI yang Indah
sudah lama tak melihat mata itu,,,
aKhirnya,,,Pagi ini Q melihat mata itu,,,
Wlaupun,,cuma bisa melihat dari jauh,,,
Ya Tuhan,,,Q ingin menggapainya,,,
Ingin mengejarnya,,,
Tp,,,Q g' mampu menggapainya,,,
hAti ini terasa pilu,,,
hanya bisa melihat mata itu dari jauh,,,
Tuhan,,,
Q ingin Bersamanya,,,
Mnemani hArinya,,,
Tuhan,,,
sampaikan maaf Q padanya,,,
Sampaikan Klo aQ sayang dYA,,,
Q ingin bersamanya,,,
Sumpah Q sayang dya,,,
Q benar-benar kehilangannya,,
Q butuh dya,,,
Q mnyesal tlah menyakitinya,,,
Tuhan,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Q sayang dya,,,
T.T
aKhirnya,,,Pagi ini Q melihat mata itu,,,
Wlaupun,,cuma bisa melihat dari jauh,,,
Ya Tuhan,,,Q ingin menggapainya,,,
Ingin mengejarnya,,,
Tp,,,Q g' mampu menggapainya,,,
hAti ini terasa pilu,,,
hanya bisa melihat mata itu dari jauh,,,
Tuhan,,,
Q ingin Bersamanya,,,
Mnemani hArinya,,,
Tuhan,,,
sampaikan maaf Q padanya,,,
Sampaikan Klo aQ sayang dYA,,,
Q ingin bersamanya,,,
Sumpah Q sayang dya,,,
Q benar-benar kehilangannya,,
Q butuh dya,,,
Q mnyesal tlah menyakitinya,,,
Tuhan,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Q sayang dya,,,
T.T
Rabu, 09 November 2011
Peranan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar berhitung pada anak kelas 1 SD
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT,karena berkat dan rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “ Peranan Guru
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Berhitung pada Anak Kelas I SD “. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Elfia Sukma,M.pd sebagai dosen
pembimbing mata kuliah Karya Tulis Ilmiah serta semua pihak terkait yang telah
banyak membantu penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya,dengan
segala kerendahan hati bahwa bagaimanapun juga tidak ada yang sempurna dari
suatu upaya manusia biasa,kekurangan itu juga berlaku bagi kami pembuat makalah
ini.
Kami harapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.
Mudah-mudahan makalah
ini dapat memberikan manfaat dan membawa hikmah yang besar bagi kita
semua,Amin…
Padang,31
Oktober 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………. i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………….. ii
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………… 3
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………… 3
1.2
Tujuan……………………………………………………………………………………. 4
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat
Penulisan Makalah…………………………………………………………….. 5
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………… 6
2.1 Peranan Guru…………………………………………………………………………….. 6
2.1.1 Fungsi Guru……………………………………………………………………… 8
2.2.2
Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran………………………………………… 10
2.2 Kesulitan Anak dalam Belajar Berhitung……………………………………………… 12
2.2.1
Penyebab Kesulitan Anak dalam Belajar Berhitung…………………………….12
2.2.2
Permasalahan dalam Mengalami Kesulitan Belajar Berhitung pada Anak Kelas
I SD………………………………………………………………………………..13
2.3 Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Berhitung pada Anak Kelas I SD ….14
PENUTUP……………………………………………………………………………………. 16
3.1 Simpulan…………………………………………………………………………………. 16
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….. 16
Daftar Rujukan
1.1 Latar Belakang Masalah
Aktifitas
belajar bagi setiap individu,tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar.
Kadang-kadang lancar,kadang-kadang tidak,kadang-kadang dapat cepat menangkap
apa yang dipelajari,kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal
semangat,terkadang semangatnya tinggi tetapi juga sulit untuk mengadakan
konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik
dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap
individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. “dalam keadaan di
mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang
disebut dengan kesulitan belajar.
Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak
secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud
fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang
rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain
di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar
adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu
dalam mencapai hasil belajar.
Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam
kehidupan kita sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening
listrik, dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung merupakan
pekerjaan yang kompleks yang di dalamnya melibatkan membaca, menulis, dan
keterampilan bahasa lainnya. kemampuan untuk membedakan ukuran-ukuran dan
kuantitas relatif dan obyektif. kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan
kelompok. Ingatan jangka pendek untuk meningat elemen-elemen dari sebuah soal
matematika saat mengerjakan persamaan. kemampuan membedakan ide-ide abstrak,
seperti angka-angka negatif, atau system angka yang tidak menggunakan basis
sepuluh.
Anak yang mengalami problem dyscalculia
merupakan anak yang memiliki masalah pada kemampuan menghitung. Anak tersebut
tentunya belum tentu anak yang bodoh dalam hal yang lain, hanya saja ia
mengalami masalah dengan kemampuan menghitungnya.
Disini guru berperan penting dalam
proses pembelajaran dikelas untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar berhitung tersebut atau yang lebih dikenal dengan dyscalculia,dengaan
cara menggunakan beberapa metode yang bisa meringankan kesulitan belajar siswa.
Namun pada kenyataan yang terjadi pada
saat sekarang guru cenderung lebih mengajaarkan cara yang “lebih instan” dengan
menggunakan alat penghitung berupa kalkulator, tanpa mengajarkan dasar dari
cara berhitung itu sendiri, Sehingga pola berpikir siswa dalam berhitung tidak
berkembang. Seperti yang terjadi pada kasus Seorang anak yang bernama Andien (tujuh tahun, duduk di kelas 1) didapati mengalami masalah dengan mata
pelajaran matematika. Nilai matematika yang Andien dapat selalu rendah, walaupun
pada mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu seorang guru memanggilnya, dan
memberinya lembar kertas dan pensil dan memintanya menyelesaikan soal berikut :
di dalam bus ada 12 penumpang,diperjalanan naik 3 orang penumpang. Ada berapa
penumpang dalaam bus sekarang? Ia berusaha keras menemukan jawabannya tetapi
tetap tidak bisa. Ketika guru bertanya bagaimana cara menyelesaikan, ia
menjawab, ia harus menjumlahkan 12 dengan 3, akan tetapi ia tidak dapat
menghitungnya. Kemudian guru memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat
menghitungnya. Inilah gambaran seorang anak yang mengalami problem
“dyscalculia”.
Untuk itu penulis mengambil judul makalah ini karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan dan kinerja guru dalam
mencerdaskan siswanya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai
dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi
tugas yang diberikan pada mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Universitas Negeri
Padang
b. Sebagai
bentuk perhatian Mahasiswa terhadap Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Berhitung pada Anak Kelas I SD
c. Suatu
usaha untuk meningkatkan kualitas belajar berhitung pada anak kelas I SD
d. Membantu
dalam membahas dan menanggulangi Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Berhitung pada Anak Kelas I SD
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dari masalah di atas,dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apa
saja fungsi guru ?
b. Apa
saja peranan guru ?
c. Bagaimana
peranan guru dalam proses pembelajaran ?
d. Apa
ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung ?
e. Apa
saja penyebab kesulitan dalam belajar berhitung ?
f. Apa
saja permasalahan dalam mengatasi kesulitan belajar berhitung pada anak kelas I
SD ?
g. Bagaimana
cara mengatasi kesulitan dalam belajar berhitung ?
h. Bagaimana
peranan guru dalam mengatasi kesulitan belajar berhitung pada anak kelas I SD ?
1.4 Manfaat
Penulisan Makalah
Adapun manfaat penulisan makalah ini
yaitu agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan guru dalam
mengatasi kesulitan belajar berhitung pada anak kelas I SD serta sebagai
panduan guru dalam proses pembelajaran Matematika.
2.1 Peranan
Guru
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang
No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing,
pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
1.
Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru
harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab,
wibawa, mandiri dan disiplin.
Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial,
serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut.
Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan
secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta
bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
2. Guru Sebagai Pengajar
Di
dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami
materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti
perkembangan teknologi, sehinga apa yang disampaikan kepada peserta didik
merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan jaman.
Perkembangan
teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi
pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar.
Hal itu dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku
dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar melalui internet
dengan tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio dan surat
kabar yang setiap saat hadir di hadapan kita.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing
perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang
bertanggungjawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara
jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh,
menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Sebagai pembimbing semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus
berdasarkan kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik. Guru memiliki
hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan
dilaksanakannya.
4. Guru Sebagai Pengarah
Guru
adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai
pengarah guru harus mampu mengarkan peserta didik dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam
mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya.
Guru
juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi
dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya
dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
5.
Guru
Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan
pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih
peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi
masing-masing peserta didik.
Pelatihan yang dilakukan,
disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus
mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk
itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap
hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
6.
Guru
Sebagai Penilai
Penilaian atau evaluasi merupakan aspek pembelajaran yang paling
kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel
lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak
mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran
tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil
belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran
peserta didik.
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik
apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang
meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka
guru perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memadai. Guru harus
memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis
masing-masing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara
menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
2.1.1 Fungsi Guru
Fungsi
guru adalah sebagai mitra dan fasilitator bagi pengembangan anak. Potensi anak
yang seharusnya berkembang maksimal, seringkali malah terganggu oleh peran guru
yang terlalu dominan dan mengajari.
Sebagai seorang pendidik yang
memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu
keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan
keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap
keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan dari
pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan ditransformasikan kepada
anak didik atau siswanya.
Guru yang memahami fungsi dan
tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai
penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas menurut
Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah :
1.
Membentuk
kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita
Pancasila.
2.
Menyiapkan
anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang
merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983.
3.
Sebagai
prantara dalam belajar.
4.
Guru
adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan. Pendidik
tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya.
5.
Guru
sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
6.
Sebagai
penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat
berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu.
7.
Sebagai
adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum.
8.
Guru
sebagai pemimpin.
9.
Guru
sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak
Seorang guru baru dikatakan sempurna
jika fungsinya sebagai pendidik juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal
ini pembimbing yang memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan
pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang
pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan
melakukan pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar tentang keterampilan
dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik,
mengajar dan membimbing sebagai yang taka dapat dipisahkan.
Membimbing dalam hal ini dapat
dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan
jelas dan memberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sebagai pendidik guru harus berlaku
membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan
perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk
dalam hal ini yang terpenting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan demikian diharapkan
menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan
fisik maupun mental.
2.1.2 Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Karena Proses belajar-mengajar mengandung serangkaian perbuatan
pendidik/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar ini
memiliki arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa,
tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa
yang sedang belajar.
Peran guru dalam proses belajar-mengajar
, guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar, seperti fungsinya yang
menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih, pembimbing dan manager belajar. Hal ini sudah sesuai dengan
fungsi dari peran guru masa depan. Di mana sebagai pelatih, seorang guru akan
berperan mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa
untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.
Kehadiran guru dalam proses belajar
mengajar atau pengajaran, masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru
dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder
ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak
unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi,
kebiasaan dan Iain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran,
tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia
dalam hal ini guru dari alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk
membantu dan mempermudah kehidupannya.
Namun harus diakui bahwa sebagai akibat
dari laju pertumbuhan penduduk yang cepat (di Indonesia 2,0% atau sekitar tiga
setengah juta lahir manusia baru dalam satu tahun) dan kemajuan teknologi di
lain pihak, di berbagai negara maju bahkan juga di Indonesia, usaha ke arah
peningkatan pendidikan terutama menyangkut aspek kuantitas berpaling kepada
ilmu dan teknologi. Misalnya pengajaran melalui radio, pengajaran melalui
televisi, sistem belajar jarak jauh melalui sistem modul, mesin mengajar/
komputer, atau bahkan pembelajaran yang menggunak system E-learning (electronic
learning) yaitu pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan
melalui media elektronik, seperti internet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain (Lende, 2004).
Sungguhpun demikian guru masih tetap
diperlukan. Sebagai contoh dalam pengajaran modul, peranan guru sebagai
pembimbing belajar justru sangat dipentingkan. Dalam pengajaran melalui radio,
guru masih diperlukan terutama dalam menyusun dan mengembangkan disain
pengajaran. Demikian halnya dalam pengajaran melalui televisi.
Dengan demikian dalam sistem pengajaran
mana pun, guru selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang
dimainkannya akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem tersebut. Dalam
pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran sebagai sutradara
sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan
dan melaksanakan pengajaran di sekolah.
Sejalan
dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa
mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru
harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran
peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang
yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang
sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di
masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah
peserta didiknya.
Jika
guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian
cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan
kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun
masyarakat.
Untuk
menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara
antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa
depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran
yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak
terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif,
namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu
juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk
melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan
konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.
2.2 Kesulitan Anak dalam Belajar Berhitung
Kesulitan belajar adalah individu yang
memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa,berbicara,dan menulis yang dapat mempengaruhi
kemampuan berfikir,membaca,berhitung,berbicara. Individu kesulitan belajar
memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata,mengalami gangguan motorik
persepsi,gangguan koordinasi gerak,gangguan orientasi arah dan ruang,dan
keterlambatan perkembangan konsep.
Diskalkulia adalah gangguan belajar yang
mengakibatkan gangguan dalam berhitung. Kelainan berhitung ini meliputi
kemampuan menghitung sangat rendah, tidak mempunyai pengertian bilangan,
bermasalah dalam bahasa berhitung, tidak bisa mengerjakan simbol-simbol
hitungan, dan gangguan berhitung lainnya. Bisa karena kelainan genetik atau
karena gangguan mekanisme kerja di otak. Gangguan Berhitung merupakan suatu
gangguan perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang
jelas mempengaruhi pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan
sehari-hari anak.Dari penelitian para ahli ternyata diskalkulia tidak ada
hubungan langsung dengan tingkat inteligensi.
Meskipun banyak masalah yang mungkin
turut mempengaruhi kemampuan untuk memahami, dan mencapai keberhasilan dalam
pelajaran matematika. Istilah ‘dyscalculia’, biasanya mengacu pada pada suatu
problem khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Anak yang mengalami problem dyscalculia
merupakan anak yang memiliki masalah pada kemampuan menghitung. Anak tersebut
tentunya belum tentu anak yang bodoh dalam hal yang lain, hanya saja ia
mengalami masalah dengan kemampuan menghitungnya.
2.2.1
Penyebab Kesulitan dalam Belajar
Berhitung
Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang
mengalami kesulitan belajar,tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu
faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar.
Ada
beberapa faktor yang melatarbelakangi gangguan ini, di antaranyaadalah sebagai
berikut:
1.
Kelemahan pada proses penglihatan atau visual; Anak yang memiliki kelemahan ini
kemungkinan besar akan mengalami diskalkulia. Ia juga berpotensi mengalami
gangguan dalam mengeja dan menulis dengan tangan.
2.
Bermasalah dalam hal mengurut informasi; Seorang anak yang mengalami kesulitan dalam
mengurutkan dan mengorganisasikan informasi secara detail, umumnya juga akan
sulit mengingat sebuah fakta, konsep ataupun formula untuk menyelesaikan
kalkulasi matematis. Jika problem ini yang menjadi penyebabnya, maka anak
cenderung mengalami hambatan pada aspek kemampuan lainnya, seperti membaca
kode-kode dan mengeja, serta apa pun yang membutuhkan kemampuan mengingat
kembali hal-hal detail.
3. Fobia matematika; Anak yang pernah mengalami
trauma dengan pelajaran matematika bisa kehilangan rasa percaya dirinya. Jika
hal ini tidak diatasi segera, ia akan mengalami kesulitan dengan semua hal yang
mengandung unsur hitungan.
2.2.2
Permasalahan dalam Mengalami Kesulitan
Belajar Berhitung pada Anak Kelas I SD
Penderita diskalkulia umumnya anak-anak,
tetapi tidak secara spesifik menyerang tingkat usia tertentu. Gangguan ini
terutama terjadi pada saat anak menginjak umur sekolah sekitar usia 7 tahun.
Diskalkulia dapat terdeteksi pada usia tersebut karena pada saat itu anak mulai
sekolah dan belajar berhitung.
Penderita diskalkulia umumnya memiliki
IQ normal, namun ada juga yang IQ nya melebihi rata-rata atau cukup tinggi.
Anak diskalkulia dapat berinteraksi normal seperti anak biasa, komunikasi dan
sosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Artinya dia dapat hidup dengan
baik meskipun mengalami kesulitan dalam berhitung. Persoalan yang dihadapi anak
dengan diskalkulia lebih pada kehidupannya sehari-hari. Seperti sulit
menentukan arah ke kiri atau ke kanan, membaca jam, menghitung uang kembalian
atau uang yang harus dibayarkan saat belanja.
Seperti yang terjadi pada kasus Seorang
anak yang bernama Andien (tujuh tahun, duduk di kelas 1) didapati
mengalami masalah dengan mata pelajaran matematika. Nilai matematika yang Andien dapat selalu rendah, walaupun pada mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu
seorang guru memanggilnya, dan memberinya lembar kertas dan pensil dan
memintanya menyelesaikan soal berikut : di dalam bus ada 12
prenumpang,diperjalanan naik 3 orang penumpang. Ada berapa penumpang dalam bus
sekarang? Ia berusaha keras menemukan jawabannya tetapi tetap tidak bisa.
Ketika guru bertanya bagaimana cara menyelesaikan, ia menjawab, ia harus
menjumlahkan 12 dengan 3, akan tetapi ia tidak dapat menghitungnya. Kemudian
guru memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat menghitungnya. Inilah
gambaran seorang anak yang mengalami problem “dyscalculia”.
2.3 Peranan Guru dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Berhitung pada Anak Kelas I SD
Guru dalam tugasnya dituntut untuk
mempunyai pengetahuan,pemahaman,dan terampil dalam memberikan pelayanan kepada
anak. Oleh karena itu,guru sangat berperan penting dalam mengatasi kesulitan
belajar berhitung pada anak.
Ada dua pendekatan yang dapat
dilakukan guru yaitu sebagai berikut :
1.
Pendekatan pertama
Yaitu
dengan menawarkan beberapa bentuk penanganan matematika yang intensif atau
dengan mengambil jalan pintas.
Dengan melakukan penanganan
matematika yang intensif, dapat kita lakukan dengan teknik “individualisasi
yang dibantu tim”. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat dengan
teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman
bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat
menangkap, dan ada juga yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat
menangkap materi pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang
mengalami problem dyscalculia tersebut.
2.
Pendekatan yang kedua
Pendekatan
yang kedua ini guru harus melakukan beberapa latihan yang dapat mengurangi
gangguan belajar, antara lain sebagai berikut:
a.
Visualisasikan konsep matematis yang sulit dimengerti, dengan menggunakan
gambar ataupun cara lain untuk menjembatani langkah-langkah atau urutan dari
proses keseluruhannya. Atau suarakan konsep matematis yang sulit dimengerti dan
minta si anak mendengarkan secara cermat. Biasanya anak diskalkulia tidak
mengalami kesulitan dalam memahami konsep secara verbal.
b. Tuangkan konsep matematis ataupun
angka-angka secara tertulis di atas kertas agar anak mudah melihatnya dan tidak
sekadar abstrak. Atau kalau perlu, tuliskan urutan angka-angka itu untuk
membantu anak memahami konsep setiap angka sesuai dengan urutannya.
c.
Tuangkan konsep-konsep matematis dalam praktek serta aktivitas sederhana
sehari-hari sehingga menjadi lebih menarik. Misalnya, berapa jumlah pintu yang
ada di rumah, berapa jumlah koleksi bonekanya, berapa jumlah kursi makan yang
diperlukan jika disesuaikan dengan anggota keluarga yang ada, dan bias juga
menggunakan computer atau kalkulator dan lakukanlah latihan secara
berkesinambungan serta teratur.
d.
Sering-seringlah mendorong anak melatih ingatan secara kreatif, entah dengan
cara menyanyikan angka-angka, atau cara lain yang mempermudah menampilkan
ingatannya tentang angka.
e.
Pujilah setiap keberhasilan, kemajuan atau bahkan usaha yang dilakukan oleh
anak.
f.
Lakukan proses asosiasi antara konsep yang sedang diajarkan dengan kehidupan
nyata sehari-hari, sehingga anak mudah memahaminya.
g.
Jalin kerja sama terpadu antara guru dan orang tua untuk menentukan strategi
belajar di kelas, memonitor perkembangan dan kesulitan anak, serta melakukan
tindakan-tindakan yang perlu untuk memfasilitasi kemajuan anak. Misalnya, guru
memberi saran tertentu pada orang tua dalam menentukan tugas di rumah,
buku-buku bacaan, serta latihan yang disarankan.
3.1
Simpulan
Berdasarkan
uraian bahasan “ Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Berhitung pada
Anak Kelas I SD “ dapat disimpulkan bahwa :
1.Gangguan Berhitung merupakan suatu
gangguan perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang
jelas mempengaruhi pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan
sehari-hari anak.
2. Penyebab dyscalculia bisa karena
kelainan genetik atau karena gangguan mekanisme kerja di otak.
3. Guru sangat berperan penting dalam
membantu anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung ( dyscalculia ).
4. Guru harus peka terhadap anak yang
mengalami kesulitan belajar berhitung
(
dyscalculia ) dengan menyesuaikan
beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran.
5. Guru dapat menciptakan perkembangan yang lebih
baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.
6.
Guru menggunakan beberapa pendekatan dalam mengatasi kesulitan belajar
berhitung pada anak sehingga nilai akademik anak akan meningkat.
3.2
Saran
Bertolak
dari Peranan guru sangat penting dalam proses pembelajaran,maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Seorang guru hendaknya mendapatkan
bekal yang cukup sehingga menjadi guru yang handal dan profesional.
2. Sebaiknya guru diberikan pelatihan-pelatihan
supaya lebih mudah dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak
seperti kesulitan belajar berhitung.
Syahril
. 2009 . Bahan Pembelajaran untuk Profesi
Kependidikan . Padang : Universitas Negeri Padang Press.
Tarmansyah.
2009. Karakteristik Anak Berkebutuhan
Khusus. Padang : Universitas Negeri Padang Press.
Tarmansyah.
2009 . Bahan Ajar Pendidikan Inklusi .
Padang : Universitas Negeri Padang Press.
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/tugas-dan-fungsi-guru.html(diakses tanggal 30 Oktober 2011)
http://iptekdakhlan.blogspot.com/2011/02/fungsi-guru-dalam-proses-belajar.html(diakses tanggal 30 Oktober 2011)
http://tatminingsih.blogspot.com/2008/08/diskalkulia-gangguan-kesulitan.html(diakses tanggal 30 Oktober 2011)
http://vhariss.wordpress.com/2009/11/06/peran-dan-fungsi-guru/(diakses tanggal 30 Oktober
2011)
http://www.iapw.info/home/index.php?option=com_content&view=article&id=141:mengatasi-kesulitan-belajar-pada-anak&catid=32:ragam&Itemid=45(diakses tanggal 30 Oktober 2011)
http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/69_Nur%20Ainy%20Fardana%20Nawangsari_Identifikasi%20dan%20model%20intervensi..pdf(diakses tanggal 30 Oktober 2011)
Langganan:
Postingan (Atom)